PENGGUNAAN
ALAT PERAGA PERKALIAN MODEL MATRIK
SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
YANG
MENYENANGKAN
Oleh:
one
Abstrak
Operasi hitung perkalian bilangan
bulat merupakan salah satu materi ajar yang terdapat dalam mata pelajaran
matematika sekolah dasar. Kenyataan di lapangan masih banyak dijumpai peserta
didik yang belum terampil dalam pengerjaan hitung perkalian bilangan bulat. Hal
ini bisa disebabkan karena peserta didik masih belum hafal hasil perkalian
dasar bilangan 1 sampai 10, maupun kekurang telitian dalam pengerjaan hitung
perkalian bilangan bulat. Berdasarkan permasalah tersebut di atas, penulis
mencoba menerapkan penggunaan alat peraga perkalian model matrik sebagai upaya
agar peserta didik lebih memahami konsep operasi hitung perkalian bilangan
bulat sekaligus juga menjadikan pembelajaran matematika sebagai hal yang
menyenangkan.
Dalam kegiatan pembelajaran,
pendidik diharapkan mampu menjelaskan konsep kepada peserta didik. Usaha ini
dapat dibantu dengan penggunaan alat peraga matematika. Dengan penggunaan alat
peraga matematika yang sesuai dengan topik yang diajarkan maka diharapkan
konsep akan lebih mudah dipahami secara jelas. Alat peraga perkalian model
matrik merupakan alat peraga perkalian dengan menggunakan cara penyelesaian
berbentuk matrik dengan mengalikan bilangan pengali pada tempat kolom atas
dengan bilangan yang akan dikalikan pada tempat baris sebelah kanan, kemudian
hasil perkalian antara bilangan yang terdapat pada kolom dan baris ditulis pada
kotak baris dan kolom yang tersedia untuk kemudian dijumlahkan secara
menyamping yang dimulai dari kanan, sehingga diperoleh jawaban akhirnya.
Dengan penggunaan alat peraga model
matrik ini diharapkan peserta didik dapat meghafal perkalian dasar bilangan 1
sampai 10 tanpa ada paksaan dan menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan
bulat secara tepat. Sehingga diharapkan penggunaan alat peraga perkalian model
matrik dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran matematika yang
menyenangkan.
Seorang pendidik disarankan untuk
kreatif dan berjiwa inovatif dalam mendesain pembelajaran matematika sehingga
menarik, efektif, dan efisien dengan cara manfaatkan sumber-sumber belajar yang
ada di lingkungan sekolah. Seorang pendidik juga diharapkan mampu mengadakan
penelitian-penelitian sederhana yang bertujuan untuk menemukan formula-formula
baru bagi sistem pembelajaran yang lebih inovatif untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Kata Kunci: alat peraga dan media pembelajaran, alat peraga
perkalian model matrik
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di
bidang teknologi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali
peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti
dan kompetetif.
Operasi hitung perkalian bilangan
bulat merupakan salah satu materi ajar yang terdapat dalam mata pelajaran
matematika sekolah dasar. Kenyataan di lapangan masih banyak dijumpai peserta
didik yang belum terampil dalam pengerjaan hitung perkalian bilangan bulat. Hal
ini bisa disebabkan karena peserta didik masih belum hafal hasil perkalian
dasar bilangan 1 sampai 10, maupun kekurang telitian dalam pengerjaan hitung
perkalian bilangan bulat.
Dalam kegiatan pembelajaran,
pendidik diharapkan mampu menjelaskan konsep kepada peserta didik. Usaha ini
dapat dibantu dengan penggunaan alat peraga matematika. Dengan penggunaan alat
peraga matematika yang sesuai dengan topik yang diajarkan maka diharapkan
konsep akan lebih mudah dipahami secara jelas.
Alat peraga perkalian model matrik
merupakan alat peraga perkalian dengan menggunakan cara penyelesaian berbentuk
matrik dengan mengalikan bilangan pengali pada tempat kolom atas dengan
bilangan yang akan dikalikan pada tempat baris sebelah kanan, kemudian hasil
perkalian antara bilangan yang terdapat pada kolom dan baris ditulis pada kotak
baris dan kolom yang tersedia untuk kemudian dijumlahkan secara menyamping yang
dimulai dari kanan, sehingga diperoleh jawaban akhirnya.
Dengan penggunaan alat peraga model
matrik ini, peserta didik dilatih untuk menghafal perkalian dasar bilangan 1
sampai 10 tanpa ada paksaan dan menyelesaikan operasi hitung perkalian bilangan
bulat secara tepat. Sehingga dari manfaat penggunaan alat peraga perkalian
model matrik ini dapat dipergunakan untuk mengetahui pemahanan peserta didik
dalam menyelesaikan pengerjaan hitung bilangan bulat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
mencoba menerapkan penggunaan alat peraga perkalian model matrik sebagai media
pembelajaran matematika yang menyenangkan untuk mempermudah pemahaman peserta
didik dalam menyelesaikan pengerjaan hitung perkalian bilangan bulat.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Apa penyebab kesalahan peserta didik pada pengerjaan
hitung perkalian bilangan bulat?
2. Cara pembelajaran yang bagaimana yang dapat membantu
peserta didik dalam memahami konsep operasi hitung perkalian bilangan bulat?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektifitas penggunaan alat peraga perkalian model matrik
dalam pembelajaran operasi hitung perkalian bilangan bulat.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah memberikan alternatif pembelajaran matematika dengan
penggunaan alat peraga perkalian model matrik sebagai media pembelajaran
matematika yang menyenangkan dalam pembelajaran operasi hitung perkalian
bilangan bulat.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Alat Peraga dan Media dalam
Pembelajaran Matematika
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang
pendidik harus mampu menjelaskan konsep kepada peserta didiknya. Usaha ini
dapat dibantu dengan alat peraga matematika, karena dengan bantuan alat peraga
yang sesuai dengan topik yang diajarkan, konsep akan dapat lebih mudah dipahami
lebih lanjut.
Alat peraga adalah alat bantu yang
berwujud benda untuk mendidik atau mengajar agar materi pembelajaran mudah
dipahami dan dimengeti oleh anak didik (Depdikbud, 1995:24). Alat peraga ini
dapat mempermudah, memperjelas, dan memberi gambaran konkrit tentang materi
yang disampaikan. Secara luas, media pendidikan adalah manusia, benda, atau
peristiwa yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, atau
perilaku (Mudlofir, 1986:93)
Dengan alat peraga bahan pelajaran
dapat dipahami dengan mudah oleh siswa dan membantu guru agar proses
pembelajaran lebih efektif dan efisien (Sujana,1998:99). Media pembelajaran
memiliki fungsi sebagai alat bantu mengajar pendidik dan sebagai sumber belajar
peserta didik, juga menjadi wahana penyalur pesan dan informasi belajar. Sujana
menjabarkan beberapa fungsi alat peraga dalam proses pembelajaran sebagai
berikut: (1) sebagai alat bantu mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif dan efisien; (2) proses belajar mengajar menjadi lebih menarik
perhatian ; (3) mempercepat proses belajar mengajar dan membantu dalam
menangkap atau memahami pengertian yang disampaikan guru; (4) mempertinggi mutu
belajar mengajar. Hasil belajar tahan lama dalam ingatan menjadikan pelajaran
bernilai tinggi (Sujana, 1998:99).
Menurut Suherman (1993:272) alat
peraga dapat membuat siswa merasa lebih tertarik sehingga lebih termotivasi
untuk belajar dan perhatian dapat terpusat bila digunakan alat peraga dalam
pembelajaran. Peranan alat peraga dalam pembelajaran matematika adalah
meletakkan ide-ide konsep dasar, sehingga dengan bantuan alat peraga yang
sesuai siswa dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep dan
dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya. Dengan menggunakan
alat peraga pada pelajaran matematika diharapkan akan tumbuh minat belajar
matematika pada diri siswa dan siswa lebih mudah memahami konsep yang
disajikan.
Alat Peraga Perkalian Model Matrik
Alat peraga perkalian model matrik
ini dapat dibuat dari kertas yang tebal (karton), maupun dari bahan lainnya.
Kemudian dibuat kolom-kolom seperti matrik. Selanjutnya alat peraga ini
dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa ditempeli angka-angka.
Untuk lebih jelas lagi model alat
peraga yang dimaksud tergambar seperti berikut:
|
1
|
2
|
3
|
4
|
X
|
A
|
8
|
9
|
10
|
11
|
5
|
B
|
12
|
13
|
14
|
15
|
6
|
C
|
16
|
17
|
18
|
19
|
7
|
d
|
e
|
f
|
g
|
Keterangan:
- Kolom 1,2,3,4,5,6,7 merupakan tempat bilangan yang akan
dikalikan.
- Kolom 8 adalah hasil perkalian bilangan yang terdapat pada
kolom 1 dan 5
- Kolom 9 adalah hasil perkalian bilangan yang terdapat pada
kolom 2 dan 5
- Kolom 10 adalah hasil perkalian bilangan yang terdapat
pada kolom 3 dan 5
- Kolom 11 adalah hasil perkalian bilangan yang terdapat
pada kolom 4 dan 5 dan seterusnya
- Kolom a,b,c,d, e, f, dan g tempat hasil akhir setelah
melalui proses penjumlahan secara menyamping ke bawah menurut arah garis
miring, yang dimulai dari sisi kanan
- Kolom X adalah kolom penunjuk operasi perkalian.
- Untuk bilangan yang hasil kalinya hanya satu angka maka
diberi nol pada angka di depannya.
Contoh: 1 X 6 = 06
Berikut ini akan disajikan contoh
soal untuk perkalian dua bilangan tiga angka dengan dua angka.
Misalnya : 543 X 21
5
|
4
|
3
|
X
|
|
1
|
1
0
|
0
8
|
0
6
|
2
|
1
|
0
5
|
0
4
|
0
3
|
1
|
4
|
0
|
3
|
Jadi, hasil kali 543 dengan 21
adalah 11.403
Alat peraga perkalian model matrik
ini cocok digunakan pada peserta didik yang duduk di kelas rendah karena
peserta didik akan belajar perkalian sambil bermain, dengan tidak menutup
kemungkinan juga bisa diterapkan pada peserta didik yang duduk di kelas tinggi
dengan konsep perkalian dasar bilangan 1 sampai dengan 10 belum lancar dan
kekurangtelitian dalam pengerjaan operasi hitung perkalian. Di sisi yang lain,
peserta didik akan menghafal perkalian 1 sampai dengan 10 tanpa terkesan
dipaksakan. Seperti yang pernah dilakukan oleh peneliti sendiri dengan
menggunakan alat peraga perkalian model matrik ini kegiatan pembelajaran
menjadi lebih hidup, baik dari segi partisipasi maupun kecekatan dalam kegiatan
pembelajaran.
BAB
III
MODEL
PEMBELAJARAN
Langkah-langkah Model Pembelajaran
Penyajian pembelajaran dapat
ditempuh dengan prosedur atau langkah-langkah antara lain kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut akan disajikan langkah-langkah
pembelajaran yang bisa menjadi salah satu alternatif dalam kegiatan
pembelajaran.
1) Kegiatan awal (5 menit)
Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan awal ini antara lain
:
a. Penyampaian tujuan pembelajaran
b. Mengadakan apersepsi dengan menjajaki tingkat pemahaman
peserta didik tentang perkalian bilangan satuan atau bilangan dasar 1 sampai 9
dengan mengajukan beberapa pertanyaan, misalnya :
6 x 7 = . . .
8 x 9 = . . .
2) Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan inti ini difokuskan pada pemahaman peserta didik
tentang penggunaan alat peraga perkalian model matrik. Kegiatan yang dilakukan
pada kegiatan inti antara lain :
a. Pendidik menjelaskan cara penggunaan alat peraga
perkalian model matrik yang telah dipersiapkan pendidik terlebih dahulu.
b. Peserta didik diminta membuat satu soal perkalian dua
bilangan dan menuliskannya di papan tulis. Misalnya 1234 x 567 = . . .
c. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik memasukkan
angka-angka ke dalam kotak kolom yang sesuai.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
X
|
5
|
|||||
6
|
|||||
7
|
|||||
d. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik secara bergilir
mengisikan hasil perkalian ke dalam kolom yang sesuai.
|
1
|
2
|
3
|
4
|
X
|
0
5
|
1
0
|
1
5
|
2
0
|
5
|
|
0
6
|
1
2
|
1
8
|
2
4
|
6
|
|
0
7
|
1
4
|
2
1
|
2
8
|
7
|
|
e. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik menjumlahkan
hasil akhir pada kotak kolom yang sesuai secara menyamping. Lihat contoh
berikut !
|
1
|
2
|
3
|
4
|
X
|
0
|
0
5
|
1
0
|
1
5
|
2
0
|
5
|
6
|
0
6
|
1
2
|
1
8
|
2
4
|
6
|
9
|
0
7
|
1
4
|
2
1
|
2
8
|
7
|
9
|
6
|
8
|
8
|
Jadi, 1234 x 567 = 699.688
f. Setelah peserta didik paham konsep perkalian dengan
menggunakan alat peraga model matrik, maka peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta didik, dengan anggota
masing-masing kelompok berkisar 4 atau 5 anak. Setiap anggota dari kelompok
akan berlomba adu kecepatan dalam mengerjakan soal perkalian yang soalnya
dibuat sendiri oleh peserta didik. Ketua kelompok yang dipilih oleh anggota
ditunjuk sebagai tutor sebaya sebelum pelaksanaan kompetisi,sehingga teman yang
kurang paham ada kesempatan bertanya kepada tutornya.
g. Pendidik memilih salah satu anggota dari setiap kelompok
untuk berkompetisi di depan kelas sebagai wakil dari timnya. Salah seorang
peserta didik mengukur kecepatan waktunya.
h. Hasil perolehan kemenangan dicatat di papan tulis.
Kelompok mana yang paling cepat dalam mengerjakan soal.
i. Selanjutnya tampilan alat peraga perkalian model matrik
dapat dipindah ke dalam buku. Pesarta didik membuat soal perkalian dalam buku
untuk kemudian dikerjakan oleh teman sebangkunya.
3) Kegiatan akhir (5 menit )
Beberapa
kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada kegiatan akhir ini antara lain :
a. Refleksi kesulitan maupun kemudahan yang diperoleh
peserta didik dari proses pembelajaran
b. Memberikan pekerjaan rumah pada peserta didik.
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan hal berikut:
1) Alat peraga perkalian model matrik dapat dipergunakan
sebagai media pembelajaran matematika yang menyenangkan.
2) Untuk peserta didik kelas rendah alat peraga perkalian
model matrik ini cukup efektif untuk membuat peserta didik belajar sambil
bermain. Alat peraga ini juga dapat dimanfaatkan peserta didik kelas tinggi
untuk mereka yang belum paham pengerjaan hitung perkalian sehingga dapat
memperjelas dan memperlancar pengerjaan perkalian bilangan bulat.
Saran
Berdasakan hasil penelitian, penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1) Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang
cukup dianggap sulit bagi peserta didik, maka hendaklah seorang pendidik mampu
meramu pembelajaran matematika, khususnya perkalian menjadi pembelajaran yang
menarik dan disukai oleh peserta didik.
2) Seorang pendidik dituntut kreatif dan berjiwa inovatif
dalam mendesain pembelajaran matematika sehingga menarik, efektif, dan efisien
dengan cara manfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah.
3) Seorang pendidik hendaknya mampu mengadakan
penelitian-penelitian sederhana yang bertujuan untuk menemukan formula-formula
baru bagi sistem pembelajaran yang lebih inovatif untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Depdikbud. 1993. Garis-garis Besar Program Pengajaran.
Jakarta: Depdikbud.
Mudlofofir, 1986. Teknologi Instruksional.Bandung:
Suherman, Eman. 1993. Materi Pokok Strategi Pembelajaran
Matematika, Jakarta: Universitas terbuka.
Sujana, Nama. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.
Wahyudin, Sudrajat.2003. Ensiklopedi Matematika untuk
SLTP. Jakarta: Taruti Samudra Berlian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar