BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Sejarah,
Definisi dan Pengertian Umum
Kata
hidrodinamika pertama dikenalkan oleh Daniel Bernoulli pada tahun 1700-1783
untuk mengenalkan dua macam ilmu hidrostatik dan hidraulik. Beliaupun
mengeluarkan teori yang terkenal dengan nama teori Bernoulli. Kemudian
d’Alembert pada tahun 1717-1783 melakukan penelitian mengenai tahanan, dan
menghasilkan paradox atas nama dirinya dan mengenalkan teori hukum konservasi
massa, persamaan kontinyuitas pada aliran fluida. Euler pada tahun 1707-1783 menghasilkan
persamaan gerak fluida ideal dan mengembangkan teori matematisnya dan
dilanjutkan oleh Lagrange pada tahun 1736-1813. Navier pada tahun 1785-1836
menyatakan penemuan tentang persamaan gerak untuk fluida berviskositas
berdasarkan interkasi molekul. Stokes pada tahun 1819-1903 juga menemukan
persamaan gerak untuk fluida berviskositas, beliau terkenal dengan penemuan
teori mdern hidrodinamika. Rankine pada tahun 1820-1872 mengembangkan teori
sumber (source) dan sumur (sinks). Helmholtz pada tahun 1821-1894 mengenalkan teori potensial kecepatan (velocity potential) dan menemukan teori vortex dan pergerakan yang tidak
berlanjut. Kirchhhof pada tahun 1824-1887 dan Rayleigh pada tahun 1842-1919
melanjutkan penelitian mengenai
pergerakan yang tidak berlanjut suatu fluida dan tahanannya. Osborne Reynolds
pada tahun 1842-1912 melakukan penelitian tentang pergerakan fluida
berviskositas, mengenalkan konsep aliran laminar dan turbulent dan mengenalkan
perubahan yang tiba-tiba pada fluida dari satu regime keregime lainnya.
Joukowski pada tahun 1847-1921 mengembangkan teori dari perencanaan aerofoil
dan teori tersebut terkenal dengan namanya sendiri. Lanchester pada tahun
1868-1945 mengembangkan dua teori modern tentang penerbangan, pertama ide
sirkulasi yang mnyebabkan gaya angkat dan kedua ide adnya ulekan diujung foil
yang menghasilkan gaya drag. Prandtl
pada tahun 1875-1953 mengenalkan teori
lapisan batas (boundary layer)
sehingga mengenalkan ide fluida viscous
dan inviscid.
Kata
Hidrodinamika mempunyai pengertian
bahwa suatu ilmu yang mempelajari tentang phenomena yang terjadi pada fluida
dimana fluida diasumsikan incompressible dan inviscid (zero
viscosity). Analisa aliran fluida dapat menggambarkan bentuk dari aliran
dimana sesuai perkiraan dari aliran sebenarnya pada daerah di luar lapisan
batas (boundary layer). Pada umumnya fluida akan mengalami
deformasi, elastis, plastis dan mengalir akibat adanya gaya. Fluida terbagi
menjadi gas (gases) dan air (liquid), untuk gas (gases) pada umumnya
diklasifikasikan pada fluida kompresibel (compressible
fluid) dan air (liquid) diklasifikasikan sebagai aliran yang tidak
mengalami perubahan tekanan (incompressible
fluids). Di dalam analisa hidrodinamika maka secara keseluruhan fluida dianggap incompressible. Dalam hal ini pengertian liquid dapat diartikan
sebagai air meskipun sedikit mempunyai viskositas. Untuk mempermudah didalam perhitungan matematisnya maka
digunakan pengertian ilmu mekanika dan memprmudah assumsi dengan menganggap
bahwa fluida adalah inviscid atau fluida ideal.
Inviscid
fluid adalah fluida tidak mengalami perubahan viskositas, viskositasnya
kontinyu dan gesekan antar partikelnya relatif kecil. Lebih jauh lagi, apabila
fluida mengalir dalam suatu pipa maka tangential stress pada fluida sama dengan nol, sehingga tidak
ada energi dan fluida dapat mengalir bebas tanpa adanya hambatan.
Satuan
yang sering digunakan didalam analisa hidrodinamika adalah panjang, massa, waktu, temperature,
kecepatan, percepatan, gaya, tekanan dan energi. Dalam perhitungan matematisnya
satuan tersebut dalam besaran dan arah, sebagai contoh dalam sistem dinamika
maka suatu penurunan dapat diartikan
mempunyai panjang, massa dan waktu, dan
berubah unit satuannya dari foot, pound, detik ke mile, ton dan jam.
1.2.
Kecepatan.
Pada
fluida dimana alirannya kontinyu maka dapat diartikan bahwa fluida diassumsikan
suatu partikel yang kecil yang mempunyai volume sangat kecil, sehingga
dimensi liniernya diabaikan. Kemudian
dapat dianggap partikel fluida tersebut sebagai titik geometri untuk dapat
digunakan dalam analisa hidrodinamis
kecepatan dan percepatan.
Gambar
1.2.1. Pergerakan partikel.
Dari gambar 1.2.1. terlihat bahwa
partikel dengan waktu t pada titik P dapat ditulis dalam bentuk vector :
pada waktu t1 partikel akan
bergerak ke titik Q, dan dalam bentuk vector ditulis :
Kecepatan partikel pada P dapat
ditulis:
, sehingga
kecepatan q sebagai fungsi r dan t, menjadi:
Jika fungsi f diketahui maka dapat
diketahui pula pergerakan dari fluida. Untuk setiap titik dapat digambarkan
suatu garis yang mewakili vector q. Pada fluida
1.3.
Streamlines
dan Pathlines
Streamlines
adalah suatu garis yang digambarkan dalam suatu fluida dimana selalu membuat
sudut tangensial setiap titiknya pada arah dengan kecepatan tertentu. Apabila
kecepatan partikel pada suatu titik
tertentu tidak tergantung dari pada posisinya dan juga waktu, maka streamlines
tersebut akan berubah dari keadaan sesaatnya. Apabila kecepatan pada setiap
titik tidak tergantung waktu maka bentuk aliran akan sama setiap waktu dan
pergerakannya disebut steady. Setiap pergerakan fluida dikatakan steady apabila
superposisi dari sistem mempunyai kecepatan konstan. Kurva yang menggambarkan
pergerakan suatu partikel fluida disebut path line. Untuk aliran steady path
line sejajar dengan streamlines.
Displacement
elemen ds dari partikel fluida dapat
didefinisikan dengan persamaan vector ds
= v dt, dimana valid baik untuk besaran maupun arahnya, dan ditulis:
Pada waktu to , persamaan dx
= u dt, dy = v dt dan dz = w dt menjadi
, ini adalah
definisi matematis dari streamline. Untuk
2-D ditulis atau v dx – u dy = 0.
Gambar1.3.1.Streamlines.
adalah bentuk matematis dari pathline.
1.4.
Stream
Tubes dan Filaments.
Apabila
digambarkan kumpulan dari garis streamline maka akan didapatkan apa yang
disebut dengan stream tube. Stream filament adalah stream tube yang mempunyai
penampang melintang dengan dimensi tidak terbatas. Apabila aliran fluida
pergerakannya tergantung pada waktu maka konfigurasi dari stream tubes dan
filament berubah setiap saat.
Sebuah
fluida dengan stream filament bergerak pada aliran steady, maka luas penampang
melintang dari filament relative kecil, sehingga dianggap kecepatan partikelnya
sama setiap saat pada luasan tersebut, dimana tegak lurus terhadap arah
kecepatannya. Lihat q1, q2 adalah kecepatan dari luasan
melintang s1,
s2
.
Gambar
1.4.1. Stream filament.
Apabila
fluida incompressible maka influx =
efflux, sehingga q1 s1= q2 s2
. Dengan kata lain bahwa konservasi massa atau persamaan kontinyuitas (equation
of continuity), menyatakan bahwa massa fluida influx dalam suatu volume fluida
selalu sama dengan efflux.
Fluida
terbagi menjadi dua bagian utama sehubungan dengan fungsi waktunya, yaitu :
1.
Aliran Steady : suatu aliran yang tidak tergantung
oleh waktu (time-independent flow), jadi streamlines. Streakline dan
pathnya adalah identik.
2.
Aliran Unsteady : suatu aliran yang tergantung oleh
waktu (time-dependent flow), aliran berubah untuk stiap saat.
1.5.
Densitas
Jika
M adalah massa dari suatu fluida didalam
suatu volume V, maka dapat ditulis M = V
r1,
dimana r1
adalah densitas rata-rata dari fluida didalam volume. Dalam
matematika dikatakan densitas r1 sebagai limit
dari r1
apabila V®0,
kecuali untuk fluida sesungguhnya, dimana molekulnya masih mepunyai kecepatan.
1.6.
Tekanan
Sebuah
luasan ds
dengan pusat pada titik P (pada fluida), sehingga garis normal PN pada Gambar
1.6.1. mempunyai arah positif, dan pada arah berlawanan disebut negatif.
Gambar
1.6.1. Tekanan positive dan negative pada luasan ds.
Jadi fluida pada bagian positive
menekan fluida pada bagian negativenya dengan gaya tekan sebesar p ds.
Pada fluida yang diassumsikan inviscid (tidak ada perubahan viskositas), dimana
tidak ada tangensial stress, p disebut tekanan pada titik P. Dengan kata lain
pada fluida inviscid tekanan pada titip P tidak mempunyai arah.
1.7.
Teori
Bernoulli.
Pada
aliran steady pada fluida inviscid mempunyai jumlah mempunyai harga yang
sama pada setiap titik pada garis streamline, dimana p adalah tekanan, r
adalah densitas dan K adalah energi perunit massa dari fluida. Pembuktiannya
dapat dilIhat PADA uraian dibawah ini. Pada Gambar 1.7.1. suatu aliran filament
yang dibatasi oleh luas penampang melintang AB, CD dari luas s1
dan s2,
dimana p1, q1, K1 merefer pada AB,
sehingga p2, q2, K2 pada CD.
Gambar
1.7.1. Aliran fluida.
Pada waktu dt
f;uida ABCD akan bergerak keposisi A’B’C’D’ dimana
AA’=
q1dt dan
CC’= q2dt
.
Massa m dari fluida antara AB dan A’B’,
atau antara CD dan C’D’ adalah
m
= s1
q1 dt r1 = s2
q2 dt r2.
Kerja yang disebabkan oleh tekanan
karena fluida bergerak mengenai benda dari ABCD ke A’B’C’D’ adalah :
Kerja (work done) sehubungan dengan
energi menjadi :
Pada kasus fluida pada aliran steady
dengan adnya gravitasi dan r
konstan dan K adalah penjumlahan energi potensial dan kinetik per unit massa, , dimana h adalah tinggi dari datum dan g percepatan gravitasi
bumi, sehingga persamaan Bernoulli menjadi : sepanjang streamline.
Untuk fluida dimana setiap garis streamlinenya mendapat gaya garvitasi maka
teori Bernoullinya menjadi : . Bentuk umum teori Bernoulli dapat ditulis : , dimana W
adalah energi potensial per unit massa.
1.8.
Massa
Tambah (Added Mass ).
Didalam perhitungan massa suatu struktur memerlukan data
massa dari struktur dan distribusinya, termasuk pondasi dan kondisi disekitar
strukturnya. Ada 2(dua) hal penting dalam perhitungan massa pada struktur
bangunan laut:
1 Massa disekeliling struktur
dimana massa tersebut bergerak mengikuti pergerakan struktur tersebut baik
tercelup maupun tidak tercelup, yang pada umumnya disbut massa tambah (added
mass).
2. Bertambahnya massa karena adanya tumbuhan laut.
Harga
massa tambah dapat tergantung pada bentuk strukturnya, untuk silinder Mam
(massa tambah) adalah rpr2,
dimana r
adalah massa jenis air, r adalah radius silinder. Koefisien massa tambahnya
dapat dihitung sebagai berikut :
,
dimana M adalah massa air yang dipindahkan
oleh struktur, dan Cm pada umumnya diambil sama dengan 2,0.
1.9.
d’Alembert’s
Paradox.
Sebuah
tabung dengan aliran fluida inviscid didalamnya yang mempunyai kecepatan
constant (U). Apabila diletakkan benda A pada tengah tabung maka aliran akan
berubah, akan tetapi pada jarak yang cukup jauh aliran akan kembali tanpa
adanya gangguan. Untuk mempertahankan
posisi benda tersebut maka diperlukan gaya , misalkan F adalah gaya yang pararel terhadap
alirannya, sehingga F=0, hal ini dikenal dengan sebutan d’Alembert’s Paradox.
Gambar
1.9.1. d’Alembert’s Paradox.
Gaya luar seperti gravitasi diabaikan, sehingga F adalah resultan pada
arah aliran dari tekanan yang bekerja pada lapisan A.
1.10.
Aliran
melalui suatu benda.
Apabila
suatu benda (bola) terkena aliran yang uniform dan gaya luar diabaikan maka
aliran streamlinenya akan simetris terhadap diameter bolanya yang searah alirannya.
Pada titik stagnasi (stagnation point) A maka kecepatannya adalah nol. Apabila
kecepatan aliran meningkat maka lapisan batas (boundary layer) menjadi semakin
tipis pada A dan dibelakang benda akan semakin tebal. Pada lapisan batas
dibelakang benda akan bergerak kearah berlawanan dan membentuk ulekan (eddies)
yang akhirnya disebut dengan vortex.
Gambar 1.10.1. Vortex Shedding.
1.11.
Matematika
Review.
Di dalam perhitungan hidrodinamis
sering digunakan notasi-notasi alphabet Yunani
dalam notasi matematikanya. Adapun noatsi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a) Alphabet Yunani
Alpha
|
|
|
Nu
|
|
|
Beta
|
|
|
Xi
|
|
|
Gamma
|
|
|
Omieron
|
|
|
Delta
|
|
|
Pi
|
|
|
Epsilon
|
|
|
Rho
|
|
|
Zeta
|
|
|
Sigma
|
|
|
Eta
|
|
|
Tau
|
|
|
Theta
|
|
|
Upsilon
|
|
|
Iota
|
|
|
Phi
|
|
|
Kappa
|
|
|
Chi
|
|
|
Lambda
|
|
|
Psi
|
|
|
Mu
|
|
|
Omega
|
|
|
1.11.1.Fourier Series.
Fourier series adalah series yang tidak
terbatas dari fungsi trigonometri yang
sering digunakan dalam perhitungan gelombang dan juga phenomena physic dari
aliran yang periodic. Sebagai contoh untuk penyelesaian dari gelombang laut .
Jika f(x) sebagai suatu fungsi dengan interval dan periodic dengan periode 2p, kemudian f(x) dapat direpresentatifkan dengan fungsi trigonometri
sebagai berikut:
dimana koefisien an dan bn didapatkan
dari integrasl :
Catatan : Bahwa interval dapat dipilih sebagai , dimana dalam hal ini
x0 = 0, sehingga apabila f(x) sebagai fungsi genap dalam interval , maka:
Hal tersebut juga berlaku untuk fungsi ganjilnya. Bentuk
fungsi cosinus dan sinus dalam series untuk f(x) dapat digabungkan dalam bentuk
satu sinus atau cosinusdari amplitude dan sudut phasenya, sebagai contoh :
dimana .
Jika f(x) dibatasi oleh limit –L £
x £
L dan kemudian dengan perubahan variabelnya maka deret Fourier untuk f(x)nya
menjadi:
dimana
dan
Demikian pula jika f(x) digunakan untuk gelombang periodic
dengan periode T dalam interval –T/2 £ t £ T/2 dan kemudian subsitusi kedalam persamaan f(x) menjadi: , dimana an dan bn adalah:
dan .
Contoh:
simmetri untuk x = 0
dan periodic dengan periode a, maka
bn = 0, sehingga : dan
, dimana = 0 untuk n genapdan mempunyai harga dari untuk n = 0, 1, 2, …..
Jadi Fourier series dari f(x) dapat ditulis :
Gambar 1.11.1. Fungsi f(x) untuk
Series Fourier.
1.11.2.
Komplek Variabel.
Dalam perhitungan hidrodinamika
khususnya dalam meformulasikan persamaan matematisnya menggunakan variabel
komplek. Sebagai contoh, profil gelombang dari gelombang progressive dapat
ditulis dalam bentuk komplek. Bentuk komplek dapat ditulis sdalam bentuk x + iy, dimana x dan y adalah angka riil dan i adalah imajiner (i2
= -1). Bentuk umumnya adalah: z = x
+ iy, dimana x adalah bagian riil dari z dan ditulis: x = Re (z),
sedangkan y adalah bagian imajiner dari z, ditulis y = Im (z). Simbol z disebut
variabel komplek.
Jika P adalah suatu titik pada bidang
komplek (x,y) atau x + iy, dan dalam koordinat polar dengan jarak r dari O dan susut q
dari x positive maka x = r cos q
dan y = r sin q.
Dalam bentuk komplek ditulis z = x ± iy = r (cos q ± I sin q) = re± iq, yang pada umumnya
disebut rumus Euler. De Moivre’s theorem menyatakan bahwa definisi diatas dapat
ditulis dalam bentuk z, yaitu:
Gambar
1.11.2. Definisi dari bidang komplek.
Operasi penyelesaian komplek dar z = z1 z2,
dimana z1= a1 + ib1 = r1 eiq1
dan
z2= a2 + ib2 = r2
eiq1,
sehingga z = (a1 a2
– b1 b2 ) + i( a1 b2 + a2
b1 ) dan untuk koordinat polarnya adalah z = r1 r2 e(q1+q2).
Catatan
: cos kq = ½ (eikq
+ e-ikq) dan sin kq = ½ (eikq
+ e-ikq), dengan aljabar
komplek diketahui sinh ikx = i sin kx dan cosh ikx = cos kx..
1.11.3.
Singularity.
Suatu fungsi komplek (complex function)
f(z) dalam suatu daerah R, jika turunan fungsinya adalah f’(z) ada pada setiap
titik z dalam daerah R, kemudian f(z) disebut fungsi analitik dalam R. Suatu
titik pada f(z) didalam analitk disebut titik singular atau singularity dari f(z).
Apabila z = z0 adalah titik singular dari f(z), maka lingkarannya
dapat didefinisikan sebagai |z – z0 | = d,
dimana d > 0. Untuk integer positive n maka
:
dimana z = z0 disebut titik pusat dari n. Apabila
n = 1, maka disebut simple pole.
1.11.4.
Integrasi Komplek.
Pada Gambar 1.11.2.2.1. terlihat bahwa
f(z) kontinyu pada kurva C dan dibatasi dengan limit a dan b. Selanjutnya atau disebut garis integral
dari f(z) sepanjang kurva C atau integral terbatas a ke b. Apabila daerah R
dibatasi oleh kurva tertutup C yang mana tergantung pada R, dan kemudian daerah
R dapat berubah menjadi titik maka disebut hubungan sederhana. Misalkan P(x,y)
dan Q(x,y) kontnyu dan mempunyai turunann parsial dalam daerah R dan dibatasi
oleh C, maka teori dari Green mengatakan bahwa: , demikian pula untuk masalah 3D (tiga dimensi) dapat
dihitung seperti diatas.
Gambar
1.11.4.1. Garis Integral.
Gambar
1.11.4.2. Macam-macam pembagian daerah (regions).
Rumus integral Cauchy menyatakan bahwa jika f(z) fungsi
analitik dan pada kurva tertutup C dan a adalah titik sebarang didalam C, maka , dimana C positive berlawanan arah jarum jam. Secara umum untuk turunan ke n dari f(z) pada
z = a, ditulis: Rumus integrasi dari Cauchy banyak digunakan dalam
permasalahan interaksi gelombang, difraksi dan teori radiasi.
1.11.5.
Fungsi Hiperbolik.
Pada gelombang laut khusunya gelombang
permukaan akan mengalami penurunan kedalaman sebagai fungsi hiperbolik, fungsi
tersebut umum digunakan pada persoalan perhitungan beban gelombang pada
bangunan lepas pantai. Bentuk hiperbolikus dapat berbentuk sinus, cosinus,
analogi dengan fungsi lingkaran. Bentuk fungsi hiperbolik dapat ditulis dalam
bentuk fungsi exponensial :
Dalam bentuk
series: dan sehubungan
dengan fungsi lingkaran dalam bentuk komplek maka:
Untuk fungsi kwadrat pada persamaan diffrensial X”
+ k2 X = 0, maka sin kx dan
cos kx menjadi snh kx dan cosh kx, sehingga secara umum penyelesaian persamaan
kearah x adalah: . Sebagai contoh untuk penyelesaian masalah Catenary, seperti
pada Gambar 1.11.5., sebuah kabel tergantung dengan titik A pada kapal dan
titik B pada dasar laut. Reaksi kabel kearah horisontalnya pada titik B membuat
sudut tangent terhadap dasar lautnya (ditulis R). Pada titik P pada kabel beban
tegak lurusnya adalah W, dimana sama dengan berat kabel itu sendiri, w,
dikalikan panjang kable, S, antara titik B dan P.
Gambar
1.11.5. Kabel Mooring Statis.
Apabila kordinat pada titik B (x,y), maka dan T tegangan yang
bekerja pada P yang membuat sudut q terhadap dasar laut sehingga . Dari persamaan diferensial biasa , sehingga .
Pemecahan persoalan dari catenary yaitu: .
Panjang antara B ke P adalah .
1.11.6.
Fungsi Bessel.
Salah satu bentuk umum dari bentuk
struktur bangunan lepas pantai adalah silinder. Fungsi Bessel (Bessel Function) adalah salah satu
pemecahan penyelesaian dari persamaan differensial pangkat dua yang dapat
ditulis sebagai berikut:
Penyelesaian umumnya adalah : untuk semua integer n, dimana Jn adalah Fungsi
Bessel untuk orde kesatu n dan Yn adalah fungsi Bessel untuk orde ke
dua dari n. Jumlah Jn dapat ditulis dalam bentuk series ke x
sebagai:
dari hubungannya
maka dapat ditulis: , dimana n =
0,1,2,…. Fungsi Bessel untuk order kedua n sehubungan dengan orde
pertamanya adalah :
juga Y1 (x) = -Y’0 (x)
dan Y-n (x) = (-1)n
Yn (x), untuk n=0,1,2,….
Fungsi Hankel untuk orde pertama dalam bentuk komplek
ditulis:
Sedangkan untuk orde keduanya ditulis:
Bentuk umum dari fungsi Bessel adalah:
1.11.7.
Persamaan Differensial Parsial.
Apabila suatu variabel fungsinya
tergantung dari lebih satu variabel, maka turunannya secara parsial hubungan
antara variabelnya sering disebut persamaan differensial. Pada penyelesaian
masalah gelombang umumnya digunakan persamaan differnsial. Misalkan fungsi z
tergantung pada dua variabel x dan y, ditulis z = f(x,y). Dalam penyelesaian
persamaan diatas dapat dibagi menjadi dua penurunan, yaitu pertama perubahan rata-rata
dari z terhadap x dengan y konstan dan kedua perubahan rata-rata dari z
terhadap y dan x konstan, penurunan persamaan tersebut disebut turunan parsial.
Sebagai contoh, suatu persamaan lingkaran: , kemudian . Selanjutnya apabila x dan y fungsi dari satu variabel t,
maka dapat ditulis: .
1.11.8.
Vektor dan Tensor.
Scalar dan vector merupakan besaran
yang sering dipakai pada masalah hidrodinamika. Scalar adalah suatu besaran
yang tidak memerlukan arah pada suatu ruang, misalnya volume, berat jenis,
massa, energi dan tekanan. Sedangkan vektor adalah besaran yang mempunyai
magnitude dan arah, juga memenuhi hukum parallelogram dari penambahan dan
perkalian, misalnya kecepatan, momentum linear dan gaya, termasuk kecepatan
angular dan kecepatan momentum. Jadi jika Ia
adalah unit vektor pararel terhadap vektor a,
maka a = . Ia
Lihat a, b adalah dua vector dengan besaran a,b yang diwakili oleh garis
OA dan OB dengan titik awal pada titik O. Sudut antara vektornya adalah q,
sudut AOB merupakan sudut rotasi minimum dari a ke b, sehingga ab = ab cos q. Hasil scalar
sebagai hasil OA.OM, dimana M adalah proyeksi B pada OA, sehingga OA = a, OM =
b cos q,
dalam bentuk umumnya ba = ba cos(-q)
= ab cos q
= ab.
Gambar
1.11.8.1. Skalar hasil dari perkalian vector.
Hasil
perkalian vector juga dapat menghasilkan suatu vector. Lihat a dan b adalah dua
vector dengan besaran a,b dengan membuat sudut q diukur dari a ke b. Perkalian vector a
Ù
b sebagai vector dengan besaran ab sin q,
dimana tegak lurus terhadap adan b, dan rotasidaria ke b seperti hukum mur baut,
sehingga didapatkan ba sin (-q)
= -ab sin q
dan a Ù
b = - b Ù a.
Gambar
1.11.8.2. Vektor dari hasil perkalian vector.
Sebagai contoh yaitu sebuah titik P terletak pada suatu benda rigid yang bergerak pada poros titik O dengan kecepatan sudut w,
dimana r adalah posisi vector P relative terhadap O. Apabila PN tegak lurus w,
kemudian kecepatan dari P adalah wOP sin q
tegak lurus pada bidang PON
sehingga menghasilkan vector w Ù r.
Gambar
1.11.8.3. Contoh dari perkalian vector.
Demikian pula untuk vector momen pada O dari gaya F yang
bekerja pada P adalah r Ù F. Skalar dan vector apabila dikalikan
maka berlaku hukum distributive, yaitu :
a (b+c) = ab + ac dan a Ù
(b+c) = a Ù b + a Ù c
1.11.8.1.
Vektor
1.11.8.1.1.
Hasil perkalian tiga vector.
a)
Hasil
triple scalar.
Apabila
ada 3 vektor a, b, c maka kombinasi a(r Ù
c) disebut
triple scalar. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengassumsikan suatu kotak
dengan sisi-sisinya adalah vector a, b,
c, sehingga hasil skalarnya diukur oleh volumenya.
Gambar 1.11.8.1.1. Contoh dari
perkalian vector.
Dari gambar 1.11.8.1.1. terlihat bahwa:
a (b Ù c) = b (c Ù a) = c (a Ù b)
a (b Ù c) = - a (c Ù b) à
dimana b Ù
c = -c Ù
b
(a Ù b) c = a (b Ù c) = [abc]
Apabila dua vektornya sama atau
pararel, atau ketiga vektornya coplanar maka
[aab] = 0
b)
Hasil
triple vektor.
Apabila a, b, c adalah tiga vector, maka kombinasi a Ù (b Ù c) adalah hasil
perkalian tiga vector. Apabila diketahui a
Ù (b Ù c) = - a Ù
(c Ù b) =
(c Ù b) Ù a maka hasil perkalian tiga vektornya
menjadi :
a Ù (b Ù c) = -(ab) c + (ac) b
c)
Resolusi vector.
Apabila a, b, c adalah tiga vector,
tidak coplanar dan x adalah
vector arbitrary maka:
(i)
x [a (b Ù c)] = a [ (b Ù
c) x] + b [(c Ù a) x] + c [(a Ù
b) x]
(ii)
x [a (b Ù
c) = (b Ù c) (ax) + (c Ù
a) (bx) + (a Ù b) (cx)
Tensor
Scalar l
dan vector a, b, c, …., dan
seterusnya tidak terbatas, dinyatakan dalam bentuk semicolon (;), disebut dyadic multiplication. Dengan demikian maka dapat dituliskan urutan
sebagai berikut :
(1) l,
a, a;b, a ; b ; c, a ; b ; c ; d, …., dimana
a;b disebut dyad.
(2) a ; b ; c = (a ; b) ; c = a ; (b ; c)
(3) a ; b ; c ; d = (a ; b)
; (c ; d) = a ; (b ; c) ; d
(4) l ; b ; c = (l ; b) ; c = l ; (b ; c)
(5) l b ; c = (l b) ; c = l ( b ; c)
(6) (a ; b) c = a ;
(b c) = a (b c)
(7) (a ; b) (c ; d) = a ; (b c) ; d = (a ; d) (b c)
(8) (a ; b) .. (c ; d) = (ad) (bc)
(9) (ad) (bc) = (cb)
(da) = (bc) (ad) = (da) (cb)
(10) (a ; b) .. (c ;
d) = (c ; d) .. (a ; b) = (b
; a) .. (d ; c) = (d ; c) .. (b ; a)
(11) (a ; b) .. (c ;
d) = (a ; b) .. (c ; d) = (a ; b) .. (c ; d) = (a ; b) .. (c ; d)
(12) A ; (B+C) = A ;
B + A ;C, (B+C) ; A = B ; A + C ; A
(13) (a Ù
b) Ù c = - a (bc) + b (ac) = c(a;b) –
c(b;a)
= c[a;b - b;a] = c[a;b -
(a;b)]
(14) A(x+y) = Ax +
Ay, (x+y)A = xA + yA
Definisi
dari Tensor.
Sebuah vektor linier dengan operator F(r) disebut tensor
dari r, jika F(0) scalar, dan jika untuk setiap integer positif r ³ 1dan untuk setiap
vector x, F(r) x adalah tensor r – 1. Apabila i1 , i2 , i3, adalah vector yang
saling tegak lurus maka dalam bentuk tensor dapat kita tulis x = x1 i1 ,x2
i2 , x3 i3. Misalkan F adalah tensor ke2
pada bidang ke3, maka :
Fx = Fx1 i1 + Fx2 i2 + Fx3 i3
= Fi1 (i1x) + Fi2 (i2x) + F i3 (i3x)
= [(Fi1);i1 + (Fi2); i2 + (Fi3); i3]x
1.12.
Definisi-definisi.
A pathline
: Ada1ah sebuah locus yang merupakan kumpulan posisi titik dari sebuah partikel
pada interval waktu yang berturutan.
A streakline (filament line)
: Ada1ah suatu garis yang merupakan posisi dari semua partikel fuida yang
mela1ui titik-titik partikel.
A streamline:
Ada1ah kurva imajiner pada a1iran fuida dimana kecepatan setiap partikel
sepanjang streamline sela1u membentuk tangentia1 terhadap streamlinenya pada
setiap waktu.
Viskositas
: Koefisien viskositas () ada1ah perbandingan dari shear stress () pada
setiap titik di da1am a1iran terhadap gaya geser rata-rata pada setiap titik
tegak lurus luasan dimana terjadi stress.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Sejarah,
Definisi dan Pengertian Umum
Kata
hidrodinamika pertama dikenalkan oleh Daniel Bernoulli pada tahun 1700-1783
untuk mengenalkan dua macam ilmu hidrostatik dan hidraulik. Beliaupun
mengeluarkan teori yang terkenal dengan nama teori Bernoulli. Kemudian
d’Alembert pada tahun 1717-1783 melakukan penelitian mengenai tahanan, dan
menghasilkan paradox atas nama dirinya dan mengenalkan teori hukum konservasi
massa, persamaan kontinyuitas pada aliran fluida. Euler pada tahun 1707-1783 menghasilkan
persamaan gerak fluida ideal dan mengembangkan teori matematisnya dan
dilanjutkan oleh Lagrange pada tahun 1736-1813. Navier pada tahun 1785-1836
menyatakan penemuan tentang persamaan gerak untuk fluida berviskositas
berdasarkan interkasi molekul. Stokes pada tahun 1819-1903 juga menemukan
persamaan gerak untuk fluida berviskositas, beliau terkenal dengan penemuan
teori mdern hidrodinamika. Rankine pada tahun 1820-1872 mengembangkan teori
sumber (source) dan sumur (sinks). Helmholtz pada tahun 1821-1894 mengenalkan teori potensial kecepatan (velocity potential) dan menemukan teori vortex dan pergerakan yang tidak
berlanjut. Kirchhhof pada tahun 1824-1887 dan Rayleigh pada tahun 1842-1919
melanjutkan penelitian mengenai
pergerakan yang tidak berlanjut suatu fluida dan tahanannya. Osborne Reynolds
pada tahun 1842-1912 melakukan penelitian tentang pergerakan fluida
berviskositas, mengenalkan konsep aliran laminar dan turbulent dan mengenalkan
perubahan yang tiba-tiba pada fluida dari satu regime keregime lainnya.
Joukowski pada tahun 1847-1921 mengembangkan teori dari perencanaan aerofoil
dan teori tersebut terkenal dengan namanya sendiri. Lanchester pada tahun
1868-1945 mengembangkan dua teori modern tentang penerbangan, pertama ide
sirkulasi yang mnyebabkan gaya angkat dan kedua ide adnya ulekan diujung foil
yang menghasilkan gaya drag. Prandtl
pada tahun 1875-1953 mengenalkan teori
lapisan batas (boundary layer)
sehingga mengenalkan ide fluida viscous
dan inviscid.
Kata
Hidrodinamika mempunyai pengertian
bahwa suatu ilmu yang mempelajari tentang phenomena yang terjadi pada fluida
dimana fluida diasumsikan incompressible dan inviscid (zero
viscosity). Analisa aliran fluida dapat menggambarkan bentuk dari aliran
dimana sesuai perkiraan dari aliran sebenarnya pada daerah di luar lapisan
batas (boundary layer). Pada umumnya fluida akan mengalami
deformasi, elastis, plastis dan mengalir akibat adanya gaya. Fluida terbagi
menjadi gas (gases) dan air (liquid), untuk gas (gases) pada umumnya
diklasifikasikan pada fluida kompresibel (compressible
fluid) dan air (liquid) diklasifikasikan sebagai aliran yang tidak
mengalami perubahan tekanan (incompressible
fluids). Di dalam analisa hidrodinamika maka secara keseluruhan fluida dianggap incompressible. Dalam hal ini pengertian liquid dapat diartikan
sebagai air meskipun sedikit mempunyai viskositas. Untuk mempermudah didalam perhitungan matematisnya maka
digunakan pengertian ilmu mekanika dan memprmudah assumsi dengan menganggap
bahwa fluida adalah inviscid atau fluida ideal.
Inviscid
fluid adalah fluida tidak mengalami perubahan viskositas, viskositasnya
kontinyu dan gesekan antar partikelnya relatif kecil. Lebih jauh lagi, apabila
fluida mengalir dalam suatu pipa maka tangential stress pada fluida sama dengan nol, sehingga tidak
ada energi dan fluida dapat mengalir bebas tanpa adanya hambatan.
Satuan
yang sering digunakan didalam analisa hidrodinamika adalah panjang, massa, waktu, temperature,
kecepatan, percepatan, gaya, tekanan dan energi. Dalam perhitungan matematisnya
satuan tersebut dalam besaran dan arah, sebagai contoh dalam sistem dinamika
maka suatu penurunan dapat diartikan
mempunyai panjang, massa dan waktu, dan
berubah unit satuannya dari foot, pound, detik ke mile, ton dan jam.
1.2.
Kecepatan.
Pada
fluida dimana alirannya kontinyu maka dapat diartikan bahwa fluida diassumsikan
suatu partikel yang kecil yang mempunyai volume sangat kecil, sehingga
dimensi liniernya diabaikan. Kemudian
dapat dianggap partikel fluida tersebut sebagai titik geometri untuk dapat
digunakan dalam analisa hidrodinamis
kecepatan dan percepatan.
Gambar
1.2.1. Pergerakan partikel.
Dari gambar 1.2.1. terlihat bahwa
partikel dengan waktu t pada titik P dapat ditulis dalam bentuk vector :
pada waktu t1 partikel akan
bergerak ke titik Q, dan dalam bentuk vector ditulis :
Kecepatan partikel pada P dapat
ditulis:
, sehingga
kecepatan q sebagai fungsi r dan t, menjadi:
Jika fungsi f diketahui maka dapat
diketahui pula pergerakan dari fluida. Untuk setiap titik dapat digambarkan
suatu garis yang mewakili vector q. Pada fluida
1.3.
Streamlines
dan Pathlines
Streamlines
adalah suatu garis yang digambarkan dalam suatu fluida dimana selalu membuat
sudut tangensial setiap titiknya pada arah dengan kecepatan tertentu. Apabila
kecepatan partikel pada suatu titik
tertentu tidak tergantung dari pada posisinya dan juga waktu, maka streamlines
tersebut akan berubah dari keadaan sesaatnya. Apabila kecepatan pada setiap
titik tidak tergantung waktu maka bentuk aliran akan sama setiap waktu dan
pergerakannya disebut steady. Setiap pergerakan fluida dikatakan steady apabila
superposisi dari sistem mempunyai kecepatan konstan. Kurva yang menggambarkan
pergerakan suatu partikel fluida disebut path line. Untuk aliran steady path
line sejajar dengan streamlines.
Displacement
elemen ds dari partikel fluida dapat
didefinisikan dengan persamaan vector ds
= v dt, dimana valid baik untuk besaran maupun arahnya, dan ditulis:
Pada waktu to , persamaan dx
= u dt, dy = v dt dan dz = w dt menjadi
, ini adalah
definisi matematis dari streamline. Untuk
2-D ditulis atau v dx – u dy = 0.
Gambar1.3.1.Streamlines.
adalah bentuk matematis dari pathline.
1.4.
Stream
Tubes dan Filaments.
Apabila
digambarkan kumpulan dari garis streamline maka akan didapatkan apa yang
disebut dengan stream tube. Stream filament adalah stream tube yang mempunyai
penampang melintang dengan dimensi tidak terbatas. Apabila aliran fluida
pergerakannya tergantung pada waktu maka konfigurasi dari stream tubes dan
filament berubah setiap saat.
Sebuah
fluida dengan stream filament bergerak pada aliran steady, maka luas penampang
melintang dari filament relative kecil, sehingga dianggap kecepatan partikelnya
sama setiap saat pada luasan tersebut, dimana tegak lurus terhadap arah
kecepatannya. Lihat q1, q2 adalah kecepatan dari luasan
melintang s1,
s2
.
Gambar
1.4.1. Stream filament.
Apabila
fluida incompressible maka influx =
efflux, sehingga q1 s1= q2 s2
. Dengan kata lain bahwa konservasi massa atau persamaan kontinyuitas (equation
of continuity), menyatakan bahwa massa fluida influx dalam suatu volume fluida
selalu sama dengan efflux.
Fluida
terbagi menjadi dua bagian utama sehubungan dengan fungsi waktunya, yaitu :
1.
Aliran Steady : suatu aliran yang tidak tergantung
oleh waktu (time-independent flow), jadi streamlines. Streakline dan
pathnya adalah identik.
2.
Aliran Unsteady : suatu aliran yang tergantung oleh
waktu (time-dependent flow), aliran berubah untuk stiap saat.
1.5.
Densitas
Jika
M adalah massa dari suatu fluida didalam
suatu volume V, maka dapat ditulis M = V
r1,
dimana r1
adalah densitas rata-rata dari fluida didalam volume. Dalam
matematika dikatakan densitas r1 sebagai limit
dari r1
apabila V®0,
kecuali untuk fluida sesungguhnya, dimana molekulnya masih mepunyai kecepatan.
1.6.
Tekanan
Sebuah
luasan ds
dengan pusat pada titik P (pada fluida), sehingga garis normal PN pada Gambar
1.6.1. mempunyai arah positif, dan pada arah berlawanan disebut negatif.
Gambar
1.6.1. Tekanan positive dan negative pada luasan ds.
Jadi fluida pada bagian positive
menekan fluida pada bagian negativenya dengan gaya tekan sebesar p ds.
Pada fluida yang diassumsikan inviscid (tidak ada perubahan viskositas), dimana
tidak ada tangensial stress, p disebut tekanan pada titik P. Dengan kata lain
pada fluida inviscid tekanan pada titip P tidak mempunyai arah.
1.7.
Teori
Bernoulli.
Pada
aliran steady pada fluida inviscid mempunyai jumlah mempunyai harga yang
sama pada setiap titik pada garis streamline, dimana p adalah tekanan, r
adalah densitas dan K adalah energi perunit massa dari fluida. Pembuktiannya
dapat dilIhat PADA uraian dibawah ini. Pada Gambar 1.7.1. suatu aliran filament
yang dibatasi oleh luas penampang melintang AB, CD dari luas s1
dan s2,
dimana p1, q1, K1 merefer pada AB,
sehingga p2, q2, K2 pada CD.
Gambar
1.7.1. Aliran fluida.
Pada waktu dt
f;uida ABCD akan bergerak keposisi A’B’C’D’ dimana
AA’=
q1dt dan
CC’= q2dt
.
Massa m dari fluida antara AB dan A’B’,
atau antara CD dan C’D’ adalah
m
= s1
q1 dt r1 = s2
q2 dt r2.
Kerja yang disebabkan oleh tekanan
karena fluida bergerak mengenai benda dari ABCD ke A’B’C’D’ adalah :
Kerja (work done) sehubungan dengan
energi menjadi :
Pada kasus fluida pada aliran steady
dengan adnya gravitasi dan r
konstan dan K adalah penjumlahan energi potensial dan kinetik per unit massa, , dimana h adalah tinggi dari datum dan g percepatan gravitasi
bumi, sehingga persamaan Bernoulli menjadi : sepanjang streamline.
Untuk fluida dimana setiap garis streamlinenya mendapat gaya garvitasi maka
teori Bernoullinya menjadi : . Bentuk umum teori Bernoulli dapat ditulis : , dimana W
adalah energi potensial per unit massa.
1.8.
Massa
Tambah (Added Mass ).
Didalam perhitungan massa suatu struktur memerlukan data
massa dari struktur dan distribusinya, termasuk pondasi dan kondisi disekitar
strukturnya. Ada 2(dua) hal penting dalam perhitungan massa pada struktur
bangunan laut:
1 Massa disekeliling struktur
dimana massa tersebut bergerak mengikuti pergerakan struktur tersebut baik
tercelup maupun tidak tercelup, yang pada umumnya disbut massa tambah (added
mass).
2. Bertambahnya massa karena adanya tumbuhan laut.
Harga
massa tambah dapat tergantung pada bentuk strukturnya, untuk silinder Mam
(massa tambah) adalah rpr2,
dimana r
adalah massa jenis air, r adalah radius silinder. Koefisien massa tambahnya
dapat dihitung sebagai berikut :
,
dimana M adalah massa air yang dipindahkan
oleh struktur, dan Cm pada umumnya diambil sama dengan 2,0.
1.9.
d’Alembert’s
Paradox.
Sebuah
tabung dengan aliran fluida inviscid didalamnya yang mempunyai kecepatan
constant (U). Apabila diletakkan benda A pada tengah tabung maka aliran akan
berubah, akan tetapi pada jarak yang cukup jauh aliran akan kembali tanpa
adanya gangguan. Untuk mempertahankan
posisi benda tersebut maka diperlukan gaya , misalkan F adalah gaya yang pararel terhadap
alirannya, sehingga F=0, hal ini dikenal dengan sebutan d’Alembert’s Paradox.
Gambar
1.9.1. d’Alembert’s Paradox.
Gaya luar seperti gravitasi diabaikan, sehingga F adalah resultan pada
arah aliran dari tekanan yang bekerja pada lapisan A.
1.10.
Aliran
melalui suatu benda.
Apabila
suatu benda (bola) terkena aliran yang uniform dan gaya luar diabaikan maka
aliran streamlinenya akan simetris terhadap diameter bolanya yang searah alirannya.
Pada titik stagnasi (stagnation point) A maka kecepatannya adalah nol. Apabila
kecepatan aliran meningkat maka lapisan batas (boundary layer) menjadi semakin
tipis pada A dan dibelakang benda akan semakin tebal. Pada lapisan batas
dibelakang benda akan bergerak kearah berlawanan dan membentuk ulekan (eddies)
yang akhirnya disebut dengan vortex.
Gambar 1.10.1. Vortex Shedding.
1.11.
Matematika
Review.
Di dalam perhitungan hidrodinamis
sering digunakan notasi-notasi alphabet Yunani
dalam notasi matematikanya. Adapun noatsi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a) Alphabet Yunani
Alpha
|
|
|
Nu
|
|
|
Beta
|
|
|
Xi
|
|
|
Gamma
|
|
|
Omieron
|
|
|
Delta
|
|
|
Pi
|
|
|
Epsilon
|
|
|
Rho
|
|
|
Zeta
|
|
|
Sigma
|
|
|
Eta
|
|
|
Tau
|
|
|
Theta
|
|
|
Upsilon
|
|
|
Iota
|
|
|
Phi
|
|
|
Kappa
|
|
|
Chi
|
|
|
Lambda
|
|
|
Psi
|
|
|
Mu
|
|
|
Omega
|
|
|
1.11.1.Fourier Series.
Fourier series adalah series yang tidak
terbatas dari fungsi trigonometri yang
sering digunakan dalam perhitungan gelombang dan juga phenomena physic dari
aliran yang periodic. Sebagai contoh untuk penyelesaian dari gelombang laut .
Jika f(x) sebagai suatu fungsi dengan interval dan periodic dengan periode 2p, kemudian f(x) dapat direpresentatifkan dengan fungsi trigonometri
sebagai berikut:
dimana koefisien an dan bn didapatkan
dari integrasl :
Catatan : Bahwa interval dapat dipilih sebagai , dimana dalam hal ini
x0 = 0, sehingga apabila f(x) sebagai fungsi genap dalam interval , maka:
Hal tersebut juga berlaku untuk fungsi ganjilnya. Bentuk
fungsi cosinus dan sinus dalam series untuk f(x) dapat digabungkan dalam bentuk
satu sinus atau cosinusdari amplitude dan sudut phasenya, sebagai contoh :
dimana .
Jika f(x) dibatasi oleh limit –L £
x £
L dan kemudian dengan perubahan variabelnya maka deret Fourier untuk f(x)nya
menjadi:
dimana
dan
Demikian pula jika f(x) digunakan untuk gelombang periodic
dengan periode T dalam interval –T/2 £ t £ T/2 dan kemudian subsitusi kedalam persamaan f(x) menjadi: , dimana an dan bn adalah:
dan .
Contoh:
simmetri untuk x = 0
dan periodic dengan periode a, maka
bn = 0, sehingga : dan
, dimana = 0 untuk n genapdan mempunyai harga dari untuk n = 0, 1, 2, …..
Jadi Fourier series dari f(x) dapat ditulis :
Gambar 1.11.1. Fungsi f(x) untuk
Series Fourier.
1.11.2.
Komplek Variabel.
Dalam perhitungan hidrodinamika
khususnya dalam meformulasikan persamaan matematisnya menggunakan variabel
komplek. Sebagai contoh, profil gelombang dari gelombang progressive dapat
ditulis dalam bentuk komplek. Bentuk komplek dapat ditulis sdalam bentuk x + iy, dimana x dan y adalah angka riil dan i adalah imajiner (i2
= -1). Bentuk umumnya adalah: z = x
+ iy, dimana x adalah bagian riil dari z dan ditulis: x = Re (z),
sedangkan y adalah bagian imajiner dari z, ditulis y = Im (z). Simbol z disebut
variabel komplek.
Jika P adalah suatu titik pada bidang
komplek (x,y) atau x + iy, dan dalam koordinat polar dengan jarak r dari O dan susut q
dari x positive maka x = r cos q
dan y = r sin q.
Dalam bentuk komplek ditulis z = x ± iy = r (cos q ± I sin q) = re± iq, yang pada umumnya
disebut rumus Euler. De Moivre’s theorem menyatakan bahwa definisi diatas dapat
ditulis dalam bentuk z, yaitu:
Gambar
1.11.2. Definisi dari bidang komplek.
Operasi penyelesaian komplek dar z = z1 z2,
dimana z1= a1 + ib1 = r1 eiq1
dan
z2= a2 + ib2 = r2
eiq1,
sehingga z = (a1 a2
– b1 b2 ) + i( a1 b2 + a2
b1 ) dan untuk koordinat polarnya adalah z = r1 r2 e(q1+q2).
Catatan
: cos kq = ½ (eikq
+ e-ikq) dan sin kq = ½ (eikq
+ e-ikq), dengan aljabar
komplek diketahui sinh ikx = i sin kx dan cosh ikx = cos kx..
1.11.3.
Singularity.
Suatu fungsi komplek (complex function)
f(z) dalam suatu daerah R, jika turunan fungsinya adalah f’(z) ada pada setiap
titik z dalam daerah R, kemudian f(z) disebut fungsi analitik dalam R. Suatu
titik pada f(z) didalam analitk disebut titik singular atau singularity dari f(z).
Apabila z = z0 adalah titik singular dari f(z), maka lingkarannya
dapat didefinisikan sebagai |z – z0 | = d,
dimana d > 0. Untuk integer positive n maka
:
dimana z = z0 disebut titik pusat dari n. Apabila
n = 1, maka disebut simple pole.
1.11.4.
Integrasi Komplek.
Pada Gambar 1.11.2.2.1. terlihat bahwa
f(z) kontinyu pada kurva C dan dibatasi dengan limit a dan b. Selanjutnya atau disebut garis integral
dari f(z) sepanjang kurva C atau integral terbatas a ke b. Apabila daerah R
dibatasi oleh kurva tertutup C yang mana tergantung pada R, dan kemudian daerah
R dapat berubah menjadi titik maka disebut hubungan sederhana. Misalkan P(x,y)
dan Q(x,y) kontnyu dan mempunyai turunann parsial dalam daerah R dan dibatasi
oleh C, maka teori dari Green mengatakan bahwa: , demikian pula untuk masalah 3D (tiga dimensi) dapat
dihitung seperti diatas.
Gambar
1.11.4.1. Garis Integral.
Gambar
1.11.4.2. Macam-macam pembagian daerah (regions).
Rumus integral Cauchy menyatakan bahwa jika f(z) fungsi
analitik dan pada kurva tertutup C dan a adalah titik sebarang didalam C, maka , dimana C positive berlawanan arah jarum jam. Secara umum untuk turunan ke n dari f(z) pada
z = a, ditulis: Rumus integrasi dari Cauchy banyak digunakan dalam
permasalahan interaksi gelombang, difraksi dan teori radiasi.
1.11.5.
Fungsi Hiperbolik.
Pada gelombang laut khusunya gelombang
permukaan akan mengalami penurunan kedalaman sebagai fungsi hiperbolik, fungsi
tersebut umum digunakan pada persoalan perhitungan beban gelombang pada
bangunan lepas pantai. Bentuk hiperbolikus dapat berbentuk sinus, cosinus,
analogi dengan fungsi lingkaran. Bentuk fungsi hiperbolik dapat ditulis dalam
bentuk fungsi exponensial :
Dalam bentuk
series: dan sehubungan
dengan fungsi lingkaran dalam bentuk komplek maka:
Untuk fungsi kwadrat pada persamaan diffrensial X”
+ k2 X = 0, maka sin kx dan
cos kx menjadi snh kx dan cosh kx, sehingga secara umum penyelesaian persamaan
kearah x adalah: . Sebagai contoh untuk penyelesaian masalah Catenary, seperti
pada Gambar 1.11.5., sebuah kabel tergantung dengan titik A pada kapal dan
titik B pada dasar laut. Reaksi kabel kearah horisontalnya pada titik B membuat
sudut tangent terhadap dasar lautnya (ditulis R). Pada titik P pada kabel beban
tegak lurusnya adalah W, dimana sama dengan berat kabel itu sendiri, w,
dikalikan panjang kable, S, antara titik B dan P.
Gambar
1.11.5. Kabel Mooring Statis.
Apabila kordinat pada titik B (x,y), maka dan T tegangan yang
bekerja pada P yang membuat sudut q terhadap dasar laut sehingga . Dari persamaan diferensial biasa , sehingga .
Pemecahan persoalan dari catenary yaitu: .
Panjang antara B ke P adalah .
1.11.6.
Fungsi Bessel.
Salah satu bentuk umum dari bentuk
struktur bangunan lepas pantai adalah silinder. Fungsi Bessel (Bessel Function) adalah salah satu
pemecahan penyelesaian dari persamaan differensial pangkat dua yang dapat
ditulis sebagai berikut:
Penyelesaian umumnya adalah : untuk semua integer n, dimana Jn adalah Fungsi
Bessel untuk orde kesatu n dan Yn adalah fungsi Bessel untuk orde ke
dua dari n. Jumlah Jn dapat ditulis dalam bentuk series ke x
sebagai:
dari hubungannya
maka dapat ditulis: , dimana n =
0,1,2,…. Fungsi Bessel untuk order kedua n sehubungan dengan orde
pertamanya adalah :
juga Y1 (x) = -Y’0 (x)
dan Y-n (x) = (-1)n
Yn (x), untuk n=0,1,2,….
Fungsi Hankel untuk orde pertama dalam bentuk komplek
ditulis:
Sedangkan untuk orde keduanya ditulis:
Bentuk umum dari fungsi Bessel adalah:
1.11.7.
Persamaan Differensial Parsial.
Apabila suatu variabel fungsinya
tergantung dari lebih satu variabel, maka turunannya secara parsial hubungan
antara variabelnya sering disebut persamaan differensial. Pada penyelesaian
masalah gelombang umumnya digunakan persamaan differnsial. Misalkan fungsi z
tergantung pada dua variabel x dan y, ditulis z = f(x,y). Dalam penyelesaian
persamaan diatas dapat dibagi menjadi dua penurunan, yaitu pertama perubahan rata-rata
dari z terhadap x dengan y konstan dan kedua perubahan rata-rata dari z
terhadap y dan x konstan, penurunan persamaan tersebut disebut turunan parsial.
Sebagai contoh, suatu persamaan lingkaran: , kemudian . Selanjutnya apabila x dan y fungsi dari satu variabel t,
maka dapat ditulis: .
1.11.8.
Vektor dan Tensor.
Scalar dan vector merupakan besaran
yang sering dipakai pada masalah hidrodinamika. Scalar adalah suatu besaran
yang tidak memerlukan arah pada suatu ruang, misalnya volume, berat jenis,
massa, energi dan tekanan. Sedangkan vektor adalah besaran yang mempunyai
magnitude dan arah, juga memenuhi hukum parallelogram dari penambahan dan
perkalian, misalnya kecepatan, momentum linear dan gaya, termasuk kecepatan
angular dan kecepatan momentum. Jadi jika Ia
adalah unit vektor pararel terhadap vektor a,
maka a = . Ia
Lihat a, b adalah dua vector dengan besaran a,b yang diwakili oleh garis
OA dan OB dengan titik awal pada titik O. Sudut antara vektornya adalah q,
sudut AOB merupakan sudut rotasi minimum dari a ke b, sehingga ab = ab cos q. Hasil scalar
sebagai hasil OA.OM, dimana M adalah proyeksi B pada OA, sehingga OA = a, OM =
b cos q,
dalam bentuk umumnya ba = ba cos(-q)
= ab cos q
= ab.
Gambar
1.11.8.1. Skalar hasil dari perkalian vector.
Hasil
perkalian vector juga dapat menghasilkan suatu vector. Lihat a dan b adalah dua
vector dengan besaran a,b dengan membuat sudut q diukur dari a ke b. Perkalian vector a
Ù
b sebagai vector dengan besaran ab sin q,
dimana tegak lurus terhadap adan b, dan rotasidaria ke b seperti hukum mur baut,
sehingga didapatkan ba sin (-q)
= -ab sin q
dan a Ù
b = - b Ù a.
Gambar
1.11.8.2. Vektor dari hasil perkalian vector.
Sebagai contoh yaitu sebuah titik P terletak pada suatu benda rigid yang bergerak pada poros titik O dengan kecepatan sudut w,
dimana r adalah posisi vector P relative terhadap O. Apabila PN tegak lurus w,
kemudian kecepatan dari P adalah wOP sin q
tegak lurus pada bidang PON
sehingga menghasilkan vector w Ù r.
Gambar
1.11.8.3. Contoh dari perkalian vector.
Demikian pula untuk vector momen pada O dari gaya F yang
bekerja pada P adalah r Ù F. Skalar dan vector apabila dikalikan
maka berlaku hukum distributive, yaitu :
a (b+c) = ab + ac dan a Ù
(b+c) = a Ù b + a Ù c
1.11.8.1.
Vektor
1.11.8.1.1.
Hasil perkalian tiga vector.
a)
Hasil
triple scalar.
Apabila
ada 3 vektor a, b, c maka kombinasi a(r Ù
c) disebut
triple scalar. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengassumsikan suatu kotak
dengan sisi-sisinya adalah vector a, b,
c, sehingga hasil skalarnya diukur oleh volumenya.
Gambar 1.11.8.1.1. Contoh dari
perkalian vector.
Dari gambar 1.11.8.1.1. terlihat bahwa:
a (b Ù c) = b (c Ù a) = c (a Ù b)
a (b Ù c) = - a (c Ù b) à
dimana b Ù
c = -c Ù
b
(a Ù b) c = a (b Ù c) = [abc]
Apabila dua vektornya sama atau
pararel, atau ketiga vektornya coplanar maka
[aab] = 0
b)
Hasil
triple vektor.
Apabila a, b, c adalah tiga vector, maka kombinasi a Ù (b Ù c) adalah hasil
perkalian tiga vector. Apabila diketahui a
Ù (b Ù c) = - a Ù
(c Ù b) =
(c Ù b) Ù a maka hasil perkalian tiga vektornya
menjadi :
a Ù (b Ù c) = -(ab) c + (ac) b
c)
Resolusi vector.
Apabila a, b, c adalah tiga vector,
tidak coplanar dan x adalah
vector arbitrary maka:
(i)
x [a (b Ù c)] = a [ (b Ù
c) x] + b [(c Ù a) x] + c [(a Ù
b) x]
(ii)
x [a (b Ù
c) = (b Ù c) (ax) + (c Ù
a) (bx) + (a Ù b) (cx)
Tensor
Scalar l
dan vector a, b, c, …., dan
seterusnya tidak terbatas, dinyatakan dalam bentuk semicolon (;), disebut dyadic multiplication. Dengan demikian maka dapat dituliskan urutan
sebagai berikut :
(1) l,
a, a;b, a ; b ; c, a ; b ; c ; d, …., dimana
a;b disebut dyad.
(2) a ; b ; c = (a ; b) ; c = a ; (b ; c)
(3) a ; b ; c ; d = (a ; b)
; (c ; d) = a ; (b ; c) ; d
(4) l ; b ; c = (l ; b) ; c = l ; (b ; c)
(5) l b ; c = (l b) ; c = l ( b ; c)
(6) (a ; b) c = a ;
(b c) = a (b c)
(7) (a ; b) (c ; d) = a ; (b c) ; d = (a ; d) (b c)
(8) (a ; b) .. (c ; d) = (ad) (bc)
(9) (ad) (bc) = (cb)
(da) = (bc) (ad) = (da) (cb)
(10) (a ; b) .. (c ;
d) = (c ; d) .. (a ; b) = (b
; a) .. (d ; c) = (d ; c) .. (b ; a)
(11) (a ; b) .. (c ;
d) = (a ; b) .. (c ; d) = (a ; b) .. (c ; d) = (a ; b) .. (c ; d)
(12) A ; (B+C) = A ;
B + A ;C, (B+C) ; A = B ; A + C ; A
(13) (a Ù
b) Ù c = - a (bc) + b (ac) = c(a;b) –
c(b;a)
= c[a;b - b;a] = c[a;b -
(a;b)]
(14) A(x+y) = Ax +
Ay, (x+y)A = xA + yA
Definisi
dari Tensor.
Sebuah vektor linier dengan operator F(r) disebut tensor
dari r, jika F(0) scalar, dan jika untuk setiap integer positif r ³ 1dan untuk setiap
vector x, F(r) x adalah tensor r – 1. Apabila i1 , i2 , i3, adalah vector yang
saling tegak lurus maka dalam bentuk tensor dapat kita tulis x = x1 i1 ,x2
i2 , x3 i3. Misalkan F adalah tensor ke2
pada bidang ke3, maka :
Fx = Fx1 i1 + Fx2 i2 + Fx3 i3
= Fi1 (i1x) + Fi2 (i2x) + F i3 (i3x)
= [(Fi1);i1 + (Fi2); i2 + (Fi3); i3]x
1.12.
Definisi-definisi.
A pathline
: Ada1ah sebuah locus yang merupakan kumpulan posisi titik dari sebuah partikel
pada interval waktu yang berturutan.
A streakline (filament line)
: Ada1ah suatu garis yang merupakan posisi dari semua partikel fuida yang
mela1ui titik-titik partikel.
A streamline:
Ada1ah kurva imajiner pada a1iran fuida dimana kecepatan setiap partikel
sepanjang streamline sela1u membentuk tangentia1 terhadap streamlinenya pada
setiap waktu.
Viskositas
: Koefisien viskositas () ada1ah perbandingan dari shear stress () pada
setiap titik di da1am a1iran terhadap gaya geser rata-rata pada setiap titik
tegak lurus luasan dimana terjadi stress.
Inviscid
: Suatu f1uida yang mempunyai zero viscosity, tidak menga1ami perubahan viskositas.
Incompressible:
Suatu f1uida yang tidak menga1ami perubahan tekanan, dengan kata 1ain tekanan
pada permukaan f1uida sama dengan tekanan atmosfernya.
Irrotational
: Suatu f1uida yang diassumsikan bahwa partikel tersebut berputar akan tetapi
a1iran yang terbentuk tidak berputar .
Conformal Transformation: Suatu luasan
atau daerah didalam z-plane yang mana dapat diplotkan kedalam suatu luasan
ditempat daerah lain (ζ-plane) dengan cara transformasi. Jika ζ = ξ + i h
ditransformasikan dengan hubungan ξ,, h dan x,y, sehingga fungsi ξ = ξ (x,y)
dan h
= h(x,y).Inviscid
: Suatu f1uida yang mempunyai zero viscosity, tidak menga1ami perubahan viskositas.
Incompressible:
Suatu f1uida yang tidak menga1ami perubahan tekanan, dengan kata 1ain tekanan
pada permukaan f1uida sama dengan tekanan atmosfernya.
Irrotational
: Suatu f1uida yang diassumsikan bahwa partikel tersebut berputar akan tetapi
a1iran yang terbentuk tidak berputar .
Conformal Transformation: Suatu luasan
atau daerah didalam z-plane yang mana dapat diplotkan kedalam suatu luasan
ditempat daerah lain (ζ-plane) dengan cara transformasi. Jika ζ = ξ + i h
ditransformasikan dengan hubungan ξ,, h dan x,y, sehingga fungsi ξ = ξ (x,y)
dan h
= h(x,y).
Casinos Near Casinos in Washington, MD | MapyRO
BalasHapusFind the best casinos and nearby in Washington, MD. 충주 출장마사지 Mohegan Sun Pocono 이천 출장안마 · 과천 출장샵 Mohegan Sun at Pocono Downs 포항 출장안마 · Mohegan Sun at Pocono Downs · Virgin Hotels Las Vegas titanium tube